Aur kuning begitu ramai dengan lalu
lalang kehidupan manusia yang menjalani aktivitasnya di pasar terbesar di kota
Bukittinggi. Di sinilah semua cerita bermula, tempat dimana pemberhentian
seluruh masyarakat dari desa menuju kota Bukittinggi untuk aktivitas
perdagangan maupun aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Perjalanan terus aku tempuh menuju
angkutan umum yang akan membawaku ke tempat sekolah baru yang aku jalani. Mobil
Tigo baleh, itulah orang menyebut mobil ini. Mobil yang akan membawa seluruh
santri baru menuju tempat test di Pesantren yang akan mereka tempuh.
Mobil terus berjalan membawa aku dan
bundaku mengelilingi kota Bukittinggi, kota yang berada di atas bukit dengan
udara yang sejuk. Aku tak pernah menyangka akan menjalani kehidupan di kota
Wisata ini. Tak henti-hentinya mata ini terus memandang keseluruhan keindahan
kota yang telah terkenal sejak zaman dahulu kala. Sejak zaman penjajahan
Belanda, Jepang hingga kemerdekaan Indonesia dengan panorama Jam Gadang yang telah
menjadi bukti sejarah berdirinya kota ini.
Mobilpun berhenti di tempat lampu
merah, tepat di depan hotel. Mungkin saja mobil ini akan menaiki penumpang,
begitu pikiranku. Tapi tebakanku memang benar. Naiklah dua orang penumpang,
seorang bapak dengan membawa anaknya yang gendut, mungkin lebih gendut dari
pada diriku. Anak kecil tersebut tersenyum sementara kepadaku sementara, aku
membalasnya dengan senyuman terindah yang aku miliki, namun wajahnya spontan
berubah karena senyumanku dan pandanganku yang terus menuju ke tempat duduk
anak yang gendut tersebut.
Kami mulai berkenalan, hingga
semakin dekat, sampai dia menyebutkan nama panggilannya. “hai namo aku jupan”
begitu dia menyebutkan nama pendeknya. Namanya memang sedikit susah untuk
dihafal maupun dimengerti, maklum saja nama tersebut baru pertama kali aku
temukan dalam kamus kehidupanku.
Pertemanan kami semakin lama semakin
dekat. Hingga waktu memisahkan kami. Namun namanya yang sulit untuk dihafal
membuatku jarang sekali memanggil namanya. malangnya aku tak mengetahi lagi
namanya. Namun walaupun aku tak mengetahui namanya, dia adalah teman pertamaku
yang aku kenal. Mungkin teman terbaikku di Sekolah yang akan aku tempuh. Itulah
cerita teman baruku.







0 comments:
Post a Comment