Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Perkenalkan nama saya Mamad, biasa dipanggil
ahmad, atau rahmad, atau amad. Tetapi kalian boleh memanggilku terserah hati
kalian. Tapi aku rekomendasikan untuk memanggil mamad.
Aku adalah seorang santri, seperti biasa kehidupan
santri itu meyenangkan kata sebagian orang, tetapi bagiku hidup seorang santri
itu bagaikan surga dan surga yang sedikit dinerakain. Tapi itu indahnya sebuah
pesantren yang kata orang hanyalah tempat isolasi bagi anak-anak yang nakal.
Tapi tidak bagiku, aku adalah seorang anak yang
baik-baik, tinggal ditempat yang baik-baik, dan besarkan dengan keluarga yang
baik-baik, tetapi hidup ku tidak seperti yang aku bayangkan. Tinggal dengan
anak yang baik-baik dan anak yang sedikit baik-baik, dan anak yang terkikis
kebaikannnya dan anak yang memang kurang baik.
Oleh karena
itu, Hidup tidak selamanya baik, seperti itulah yang orang katakan. kalau
dipepatah minang , hidup itu bagaikan roda pedati kadang diatas kadang di
bawah. Kalau ngak pernah dibawah, ya kapan lagi donk menikmati tingginya yang
diatas.
Banyak yang aku pelajari ketika menjalani
kehidupan ini terlebih-lebih ketika berada di pondok pesantren. Mulai dari,
dijadikan anak kesayangan ustad, hingga menjadi musuh bebuyutan teman-teman
yang nakal. Tapi itulah sebagian kecil dari kehidupan. Manis pahitnya harus
dicoba.
Jadi, saya terinspirasi untuk menulis kembali sebuah cerita yang menggugah hati,
jiwa dan raga. Menjalani semua kehidupan dari pagi kesiang, dari siang ke sore,
hingga dari sore ke malam, sampai malam ke tengah malam dan tengah malam ke
pagi hari. Inilah kisahku. “DIARY SANTRI”
SELAMAT MEMBACA
Assalamualikum warahmatullahi wabarakatuh.





